Sabtu, 13 April 2013

KEWAJIBAN HIDUP

Semburat mata hari terlihat
Untuk membunuh sang malam
Awal keringat bercucur susah
Rintihan badan mulai lelah
Agar selembar kertas mengisi perut
Rupa merah dan biru
Itu susah untuk di buru
Nada nasib berkata begitu
Taklukkan jiwa yang lemah
Iba akhirnya di setopan merah
Hiasi kota metropolitan ini
Adegan demi adegan di lakoni
Nan menjadi panggung sandiwara megah
Halangan hidup takkan lekang oleh waktu
Itu kan menghiasi hari selalu
Duka nestapapun menunggu
Ujar hati menolak itu
Pahit jika nestapa mengganggu